Makassar-lintassulawesinews.com Era reformasi sudah berlangsung lebih dari 20 tahun, Kemajuan teknologi di era digital semakin meningkat seperti halnya para pekerja pers (jurnalis).
Abd Wahid DT yang masih diberi mandat/amanah sebagai Ketua (DPD) Dewan pimpinan Daerah (KWRI) Komite wartawan Reformasi Republik Indonesia Sulawesi Selatan tetap konsisten dalam memajukan Organisasi KWRI di Sulsel,”Senin/12/9/22.
Abd Wahid yang ditemui beberapa awak media di Warkop 90 dijalan Kumala Makassar mengatakan bahwa Pers Indonesia seperti halnya pers di berbagai negara, memiliki nilai-nilai idealisme yang tidak dapat dilepaskan dari lahirnya pers itu sendiri,” terang Wahid.
“Pers nasional memiliki nilai-nilai ideal sejak muncul di Indonesia, bahkan sejak sebelum Indonesia lahir sebagai sebuah alat perjuangan untuk memajukan bangsa”
Lanjut, Wahid,” Di sinilah pers memainkan perannya yang utama sebagai pemberi informasi sekaligus edukasi bagi bangsa, Ketika teknologi masih sederhana dan pers dikelola wartawan profesional, informasi yang disiarkan dan dicetak juga mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Dizaman dahulu kala Memang pers ketika era Orde Baru mendapatkan tekanan besar karena kebijakan terhadap pers nasional berubah. Namun, esensi pers sebagai alat perjuangan membangun demokrasi tidak pernah berhenti,”jelasnya.
Berbagai cara dilakukan media cetak, terutama untuk menyuarakan perlunya kehidupan demokrasi ditegakkan. Perlunya kebebasan berpendapat dijaga dan dirawat semua pihak. Pers nasional kembali memainkan perannya sebagai alat menyuarakan kebebasan di Indonesia demi sehatnya bangsa ini.
Abd Wahid yang berprofesi sebagai Wartawan sejak 1980 an ini menceritakan Di era Reformasi, ketika kebebasan berbicara dibuka selebar-lebarnya, pers tumbuh pesat karena memang peluangnya besar dan pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya menjadikan pers sebagai media massa yang hidup dalam sistem demokrasi Pancasila.
“Undang-undang Pers No 40 Tahun 1999 yang lahir pada masa pemerintahan BJ Habibie menjadi momentum tepat untuk menata ulang pers nasional”.
Pers nasional memiliki peran sebagai media yang memberikan informasi, edukasi, hiburan, dan bahkan sebagai lembaga yang melakukan kontrol sosial. Kemudahan mendirikan lembaga pers setelah 1999 menjadikan pers nasional hidup dalam lingkungan baru dan kebebasan dibuka seluas-luasnya.
Dari alat perjuangan, kadang melenceng menjadi alat ekonomi dan politik, yang kemudian perlu publik menjaga secara bersama agar aset nasional ini tetap pada kiprahnya, menjadikan masyarakat cerdas dan dewasa dalam berbangsa dan bernegara. Dengan segala kelemahan dalam pers saat ini, kalau melihat perjalanan sejarah pers, aset bangsa ini perlu dijaga bersama agar tetap pada relnya sebagai alat perjuangan nasional,” akhirnya.
Ditempat yang sama,” Muldani sebagai Anggota DPP-KWRI pusat yang gabung Di Organisasi KWRI sejak 2013 menjelaskan bahwa untuk membesarkan Organisasi perlu adanya dukungan dari teman-teman,serta restu dari DPP-KWRI Pusat.
Inzya Allah kedepan kalau direstui Ketum DPP-KWRI Pusat,” saya akan gabung di DPD Sulsel dan kedepan akan lebih konsisten dalam memajukan dan membesarkan organisasi diwilayah Sulawesi Selatan,” punggasnya.
Laporan : Zainuddin