Makassar, Lintassulawesinews.com – Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi Sulawesi Selatan (KOMAKS) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Makassar, Selasa ( 21/10/2025 ).
Aksi ini merupakan buntut dari temuan KOMAKS terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan di wilayah Kampili, Kabupaten Gowa, yang menelan anggaran fantastis mencapai Rp 2 miliar dari APBN tahun anggaran 2025.
KOMAKS menemukan sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Diantaranya, pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, kualitas material yang buruk, serta indikasi kuat adanya praktik korupsi dan kolusi antara pihak BBWS dan kontraktor pelaksana.
“Kami menemukan bukti-bukti yang sangat jelas bahwa proyek ini dikerjakan asal-asalan. Campuran cor lantai mudah hancur, ketebalan lantai tidak sesuai RAB, dan plesteran saluran dikerjakan tanpa persiapan yang memadai,” tegas Saparuddin, Jenderal Lapangan KOMAKS, dalam orasinya.
Lebih lanjut, KOMAKS menyoroti adanya indikasi permufakatan jahat dalam proses perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan proyek. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan proyek ini untuk memperkaya diri sendiri.
Menanggapi aksi KOMAKS, seorang staf BBWS Pompengan Jeneberang bernama Sandi menyatakan kesediaan untuk membongkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi RAB. Namun, KOMAKS tetap meragukan komitmen BBWS untuk menyelesaikan masalah ini secara transparan dan akuntabel.
“Kami tidak percaya begitu saja dengan janji-janji manis dari BBWS. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, dan kami tidak akan segan-segan untuk melakukan aksi yang lebih besar jika tuntutan kami tidak dipenuhi,” ujar Saparuddin dengan nada geram.
KOMAKS menuntut Kepala BBWS Pompengan Jeneberang untuk segera turun langsung ke lapangan dan memeriksa kondisi proyek di Kampili dan wilayah lainnya di Kabupaten Gowa. Selain itu, KOMAKS juga mendesak Satker dan PPK untuk bertanggung jawab atas buruknya kualitas pekerjaan dan membongkar seluruh pekerjaan yang tidak sesuai standar.
KOMAKS akan menggelar aksi lanjutan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. KOMAKS bertekad untuk terus berjuang melawan korupsi dan memastikan bahwa uang negara digunakan untuk kepentingan rakyat.
Aksi KOMAKS ini menjadi sorotan publik dan memicu desakan dari berbagai pihak agar aparat penegak hukum segera turun tangan untuk mengusut tuntas dugaan korupsi dalam proyek BBWS Pompengan Jeneberang. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat menjadi momentum untuk membersihkan praktik korupsi di sektor infrastruktur dan mewujudkan pembangunan yang bersih dan berkelanjutan.
(Red)