Gowa-lintassulawesinews.com-Era reformasi di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 20 tahun upaya polri dalam mencegah penyebaran berita bohong (hoax) tentu tidak terlepas dari peran Polri, media dan masyarakat agar dapat terhindar isu berita hoax alias bohong.
Salman Sitaba pemimpin umum Azzalgi Media Grup diwarkop Garasi mengatakan bahwa Kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya berdampak positif tetapi juga memiliki dampak negatif jika disalahgunakan,Jumat, 21/7/23.
“Perlunya sinergitas Polri dan media dalam meningkatkan kualitas pemberitaan dimana setiap pemberitaan harus akurat, berimbang,dan tidak mengiring pembaca opini negatif, fitnah,dan tidak menyebarkan kebencian,tidak membuat orang menjadi takut, terancam yang dapat merugikan pihak yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi dan menimbulkan kerugiaan materi terhadap orang yang diberitakan yang terpenting adalah metode pemberitan harus mematuhi standar KEJ (kode etik jurnalistik),” jelas Salman.
Tak bisa dipungkiri bahwa memupuk sinergitas Polri dan media dalam rangka meningkatkan kualitas pemberitaan itu sudah ada sejak berdirinya polri dengan media itu sendiri sehingga terbangun kemitraan antara polri dan media agar terjalin hubungan kemitraan diharuskan bahwa media yang menyajikan berita harus dituntut secara profesional dalam artian berita yang disajikan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat.
Polri dibawah komando Jenderal Pol.Drs Listyo Sigit Prabowo M,si sejak 27 Januari 2021 ditunjuk sebagai Kapolri menegaskan bahwa Polri dan media merupakan mitra strategis dalam menghadapi segala bentuk situasi dan kondisi yang berkembang di negara Indonesia diantaranya media dan Polri bersama-sama berjuang dengan perannya masing-masing dan terus memupuk sinergitas Polri dan media dalam rangka meningkatkan kualitas pemberitaan.
Laporan : Muldani