Era Digitalisasi Dorong Inovasi Pembelajaran sebagai Semangat Pendidikan Baru

Bagikan Artikel

Oleh : Haerana S,Pdi Prodi Magister Pedagogik, Universitas Muhammadiyah Malang

 

Transformasi pendidikan di era digital terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pemanfaatan teknologi kini bukan sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi landasan utama dalam menghidupkan kembali semangat belajar pada peserta didik. Fenomena ini mendorong lahirnya inovasi pembelajaran yang adaptif, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman, Sabtu 15/11/25.

Di berbagai lembaga pendidikan, guru dan tenaga kependidikan mulai mengintegrasikan pembelajaran berbasis digital seperti penggunaan platform Learning Management System (LMS), media interaktif, kecerdasan buatan (AI), hingga model pembelajaran hybrid. Inovasi ini membuat proses belajar lebih fleksibel dan memberikan pengalaman yang lebih personal bagi siswa.

“Era digital telah mengubah cara kita mengajar dan belajar. Inovasi pembelajaran adalah keniscayaan yang harus kita sambut sebagai bagian dari semangat pendidikan baru,” ujar Haerana, mahasiswa Magister Pedagogik Universitas Muhammadiyah Malang.

Menurutnya, guru memegang peranan penting dalam mengoptimalkan teknologi agar tidak hanya menjadi alat, tetapi juga jembatan untuk mengembangkan kompetensi siswa melalui kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital. Penerapan metode seperti project-based learning, gamifikasi, dan pembelajaran berbasis data semakin menguatkan peran teknologi sebagai akselerator mutu pendidikan.

Selain itu, digitalisasi pendidikan membuka kesempatan lebih luas bagi siswa di daerah untuk mengakses sumber belajar berkualitas. Dengan meningkatnya konektivitas dan ketersediaan perangkat, kesenjangan pembelajaran perlahan dapat ditekan.

“Semangat pendidikan baru bukan hanya tentang teknologi, tetapi bagaimana kita menggunakannya untuk membangun generasi yang siap menghadapi tantangan global,” tambah Haerana.

Transformasi ini menegaskan bahwa inovasi pembelajaran di era digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, progresif, dan berkelanjutan.

red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *