Lampu Emergency dan Tolak Angin, Kado Sembolik dari Pemuda Gowa, Bentuk Peringatan Serius Untuk KPU

Bagikan Artikel

Lintasulawesinews.com– Ratusan aktivis dari 17 organisasi pemuda yang tergabung dalam Rembuk Pemuda Gowa secara tiba-tiba mendatangi Kantor KPU Gowa, menggegerkan suasana dengan kehadiran mereka yang penuh tekad dan determinasi 27/08/2024

Para aktivis yang dikenal sebagai tokoh pergerakan mahasiswa dan pemuda ini, berjalan beriringan dengan penuh semangat, menuntut keadilan dan transparansi dalam proses Pilkada Gowa yang akan datang.

Kedatangan mereka yang tak terduga membuat pegawai KPU Gowa terkejut. Di tengah persiapan sibuk menyambut pendaftaran bakal calon bupati, kehadiran ratusan pemuda ini membawa ketegangan tersendiri.

Beberapa personel keamanan, baik dari kepolisian maupun militer, segera mengambil posisi, siap menghadapi situasi yang bisa saja memanas. Namun, langkah pasti para pemuda ini tidak bisa dihentikan begitu saja.

Saat memasuki halaman KPU, rombongan ini sempat dihadang oleh Satpol PP, namun mereka berhasil menerobos dan terus maju.

Di depan kantor KPU, dua pemuda yang mewakili massa langsung mengangkat lampu emergincy dan bungkusan jamu Tolak Angin, simbol yang sengaja mereka bawa untuk menyampaikan pesan tegas: “KPU Gowa, jangan lagi mati lampu!”

Dengan suara lantang, mereka berorasi, menuntut para komisioner KPU Gowa untuk keluar dan mendengar aspirasi mereka.

Tak butuh waktu lama, suasana semakin memanas dan akhirnya memaksa dua komisioner, Nursalam Samad dan Suwahyu, keluar dari aula untuk menemui massa.

Namun, para pemuda ini tidak puas hanya bertemu dua komisioner saja. Ahmad Ando, juru bicara Rembuk Pemuda Gowa, mendesak agar kelima komisioner KPU, terutama Ketua KPU Gowa Fitrah Syahdanul, yang tengah rapat dengan pihak Bawaslu Gowa, segera menemui mereka.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya Ketua KPU Gowa bersama tiga komisioner lainnya keluar menemui massa.

Di hadapan institusi pelaksana demokrasi ini, Ahmad Ando menyampaikan Manifesto Pemuda Gowa, sebuah piagam yang lahir dari kesepakatan pemuda (24/08/2024) di Bissoloro yang mengingatkan KPU untuk tetap netral dan profesional dalam Pilkada Gowa.

“Jangan sampai serangan intervensi dari luar mencederai pesta demokrasi di Gowa,” tegas Ahmad Ando dengan suara menggelegar, membuat suasana semakin tegang.

“Kami tidak ingin tragedi mati lampu menjadi bagian dari operasi pihak tertentu yang membuat hasil pilihan berbeda dengan keputusan KPU.

Kami harap KPU Gowa bebas dari intervensi.”

Pernyataan Rembuk Pemuda Gowa ini mendapatkan tanggapan positif dari Ketua KPU Gowa.

“Sikap Rembuk Pemuda ini adalah wujud kepedulian generasi muda terhadap kualitas demokrasi di Gowa,” ujar Fitrah Syahdanul. “Kami tegaskan, KPU akan tetap tegas dan netral. Jika ada temuan pelanggaran, laporkan segera agar tindakan cepat bisa dilakukan.”

Setelah mendengarkan tuntutan Rembuk Pemuda, KPU menerima simbolik lampu neon dan jamu Tolak Angin dari para pemuda tersebut.

“Lampu Charger neon ini adalah simbol bahwa masa lalu tidak akan terulang,” kata Fitrah Syahdanul sambil menerima lampu tersebut. “Kami jamin itu tidak akan terjadi.”

Ketika menerima jamu Tolak Angin, Fitrah menegaskan, “Ini adalah pengingat agar kami, para komisioner KPU Gowa, tetap menjaga integritas dan martabat demokrasi.”

Sebelum meninggalkan kantor KPU, beberapa aktivis dengan suara lantang memperingatkan, “KPU, tolong sikapi sikap kami dengan serius. Jika diabaikan, sangat berbahaya bagi demokrasi kita.”

Pesan ini mengakhiri aksi Warning KPU mereka hari ini (27/08/24), meninggalkan kesan mendalam bahwa Rembuk Pemuda Gowa tidak main-main dalam memperjuangkan demokrasi yang bersih dan bebas dari intervensi.

(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *